5 Kejanggalan Kecelakaan Pesawat Jeju Air

Posted on

Saya tidak bisa menemukan informasi tentang kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Korea Selatan, Jeju Air penerbangan 7C-2216 pada Minggu (29/12).

Kelebihan hidrolik yang gagal berujung pada kecelakaan besar.

Yang terlihat dalam rekaman adalah roda pendaratan yang tidak keluar, flap sayap yang tidak ditarik keluar saat mendarat, kecepatan yang terlalu cepat saat nose diving (pendaratan muka), hingga faktor non-teknis seperti struktur beton di ujung landasan.


Baca juga:

Poin-poin di atas menunjukkan bahwa beberapa faktor, termasuk kegagalan mekanis atau kesalahan manusia, mungkin berperan dalam terjadinya kecelakaan tersebut.

1. Gear pendaratan tidak keluar

Hal ini berlaku untuk para pilot saat hendak mendarat. Meskipun landing gear tidak dapat diturunkan, Boeing 737-800 memiliki fitur cadangan yang bisa diterapkan sebagai pengganti.

tentang kejanggalan ini.

, Senin (30/12/2024).

Pengguna komm-flag Stru dop sebenarnya dapat diturunkan dari kite paksa-kalamara dankeunnya tidak bisa diturunkan otomatis tabel-backingassociïebRedapatParuh Andre tidak bisa di-apang dikat klarun kali wah dir ldagger mudelu Asphaltoren ≥.

Ada komponen yang terletak di kokpit untuk melakukan tindakan tersebut.

Flaps tidak keluar

Kejanggalan kedua adalah, sayap tambahan atau flaps tidak keluar seperti pada konfigurasi biasa saat mendarat. Sementara itu, pesawat modern memerlukan flaps untuk dapat bergerak dengan mudah pada kecepatan rendah.

Flaps akan ditarik keluar secara bertahap, tergantung kecepatan pesawat. Laju makin pelan, makin banyak flaps yang akan ditarik keluar di bagian belakang pesawat.

Rekaman video kecelakaan menunjukkan sayap dalam posisi yang netral (bersih) tanpa mengandung flaps yang menyembul keluar (terlihat).


Baca juga:

Sekali lagi, jika sistem hidrolik rusak, flag manual masih bisa diperpanjang secara listrik, namun memerlukan waktu sedikit lama. Pilot harus menekan switch di kokpit selama beberapa detik hingga flag dapat diperpanjang ke sudut yang dibutuhkan untuk membantu mendarat.

Saya tidak memiliki teks asli sebagai rujukan bawaan saya. Mohon sediakan teks asli agar saya dapat menjawab pertanyaan Anda.

dari arah yang berlawanan.

Keputusan ini juga memicu pertanyaan dari pihak penyelidik, mengapa pilot ingin menurunkan pesawat segera, daripada kembali berputar dan mendaratkan pesawat dari arah semula.

Mengatur rangkaian pesawat tepat untuk pendaratan.

(angin dari depan)

3. Kecepatan tertinggi saat semampai (belly landing)

Hal yang aneh berikutnya adalah perlambatan pesawat saat mendarat dengan pendaratan miring (buckle berada di bawah), yang dianggap terlalu cepat.

Dalam video tersebut, tampak bahwa samping mekanisme percepatan mesin yang terbuka, sistem lain dari pengereman pesawat, seperti spoiler pada sayap, tidak aktif.

.

).

4. Struktur beton di ujung landasan pesawat

Kejanggalan lainnya adalah adanya dinding beton di ujung landasan pacu, yang menabrak pesawat setelah melakukan pendaratan darurat.

(pesawat keluar landasan).

Sangat jarang bagi bandara-bandara lain mengembangkan sistem pengidentifikasi runway yang berbasis platform tanah.

Struktur atau bentuk unggas itu diperkuat supaya tidak akhirnya hancur, mengingat pentingnya bagi perannya.

.

5. Penyelidikan

Pihak berwenang penerbangan Korea Selatan sedang melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan, dan telah bekerja sama dengan National Transportation Safety Board (NTSB) AS, negara mana pesawat tersebut dibuat.

Rekaman data penerbangan (FDR) dari kotak hitam pesawat Jeju Air ditemukan sekitar 2,5 jam setelah kejadian. Rekaman suara kokpit (CVR) ditemukan tiga jam setelahnya.

Kapten penerbangan Jeju Air penerbangan 7C-2216 menurut otoritas Korea Selatan telah menyatakan bahwa pesawat tersebut memiliki rating sejak tahun 2019 dengan total 6.823 jam terbang. Pilot samping (first officer) tersebut memiliki lisensi B738 sejak tahun 2023 dan telah berpilot hingga 1.650 jam.

Perlu diingat bahwa kecelakaan pesawat bukan disebabkan oleh satu hal saja, tetapi merupakan kombinasi dari berbagai faktor yang terkait. Pembenaran penyebabnya juga bisa berlangsung hingga beberapa bulan.