7 Film Indonesia Terbaik yang Mendobrak Pengetahuan tentang Kesehatan Mental

Posted on



Film adalah bahasa visual yang kaya akan arti dalam tiap scene-nya.

Ini tidak lepas dari kenyataan bahwa banyak film menggambarkan masalah atau situasi nyata di sekeliling kita.

Films tentang kesehatan jiwa memainkan peranan vital untuk menaikkan tingkat kepedulian serta pengertian publik seputar masalah-masalah yang kerap kali diabaikan.

Film-film ini memungkinkan kita untuk mengintrospeksi diri dengan lebih mendalam atau setidaknya menyadari pesan positif yang terkandung di dalamnya.

Berikut adalah beberapa film Indonesia yang membahas tentang masalah kesehatan jiwa:


1. Suatu Hari Kami Akan Menceritakan Tentang Hari Ini

Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (NKCTHI), sebuah karya dramatis tentang keluarga asal Indonesia, diluncurkan pada tahun dua ribu.

Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan berdasarkan pada buku karangan Marchella FP yang memilikijudul sama.

Movie ini menceritakan tentang ketigabersaudaraan, yaitu Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara Aisha), serta Aawan (Rachel Amanda) yang menikmati kehidupan di lingkungan kelurga terlihat penuh keriangan.

Di sisi lain, setiap individu memiliki rahasia serta tantangan pribadi yang disembunyikan. Anak terakhir, Awan, menghadapi kegagalan kerja pertama dalam hidupnya.

Perihal itu menyebabkannya merasa terbebani dan kurangpercaya dengan kemampuannya sendiri.

Pada saat menghadapi kesulitan, Awan berjumpa dengan Kale (Ardhito Pramono), seorang laki-laki unik yang membawa perubahan besar dalam kehidupan Awan.

Kale mendidik Awan tentang kekecewaan cinta, pemulihan diri, kemunduran, pertumbuhan, kerugian, serta semua ketakutan universal yang dimiliki manusia.

Pada saat bersamaan, Angkasa dan Aurora pun dihadapkan pada berbagai tantangan pribadi yang menilai ikatan keluarganya.

Film tersebut rilis tanggal 2 Januari 2020 dan menerima tanggapan yang baik dari para kritikus serta pemirsa, terlebih lagi berkat representasi karakternya yang kuat dan naratif yang dekat dengan kehidupan banyak orang.

Movie ini menekankan pada tesis seputar hubungan keluarga, pertukaran informasi, dan pemahaman terhadap diri sendiri sambil menunjukkan kepentingan saling menceritakan kisah dan menjalin pengalaman bersama orang lain.

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini pun mencerminkan betapa tiap-tiap keluarga mempunyai rahasia tersendiri mereka.

Movie ini mempunyai dialog-dialog yang kental akan puisi dan berisi makna, disertai permainan akting yang mengesankan dari seluruh pemainnya hingga mampu menyampaikan pesan dalam secara mendalam dengan gaya yang mudah dipahami serta tersentuh.


2. Kukira Kau Rumah

Film “Ku Kira Kau Rumah” merupakan sebuah karya sinema drama dari Indonesia yang diluncurkan pada tahun dua ribu dua puluh dua.

Film ini dikarahi oleh Umay Shahab serta diperankan oleh Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata.

Movie ini bercerita tentang Niskala (Prilly Latuconsina), seorang wanita yang menderita penyakit bipolar.

Bapaknya begitu melindungi dia sampai-sampai Niskala merasa terbatas dan sendirian.

Pada suatu hari, dia berjumpa dengan Pram (Jourdy Pranata), seorang musisi yang merana karena perasaan terasing dan kurangnya cinta dari kedua orangtuanya.

Mereka berdua merasakan ketenangan hati dan kegembiraan melalui persahabatannya.

Akan tetapi, hubungan mereka dipertaruhkan saat masa lalu Niskala muncul kembali dan mengganggunya.

Film tersebut rilis tanggal 3 Februari 2022 dan menerima tanggapan menguntungkan baik dari audiens maupun kritikus, terlebih lagi berkat performa apik Prilly Latuconsina di dalamnya.

Rilis film ini pun berhasil mencetak prestasi tinggi di papan peringkat box office Indonesia dan diputar di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, serta Brunei Darussalam.

Saya rasa Kau Rumah membahas topik seputar kesejahteraan psikologis, persahabatan, dan dinamika keluarga sambil menekankan kebutuhan akan dukungan dan pengakuan bagi mereka yang menderita masalah kesehatan jiwa.



3. Meskipun Jalannya Jauh, Jangan Sampai Lupakan Untuk KembaliHomeAs

صندキャンペ

Film berjudul “Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang” merupakan sebuah karya sinema bertemakan keluarga dari Indonesia pada tahun 2023 yang dikendalikan oleh sutradara Angga Dwimas Sasongko.

Film ini adalah lanjutan dari “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (2020), yang menceritakan tentang kompleksitas hidup ketiganya sebagai saudara kandung di satu rumah tangga.

Kisah ini mengikuti kehidupan Aurora, sang putri kedua dalam keluarga dengan tiga orang siblings, yang saat ini melanjutkan studinya di London, Inggris.

Di sana, Aurora menjumpai jodoh yang memiliki pandangan hidup seirama dengan dirinya, Jem.

Akan tetapi, kehidupan Aurora tidak senantiasa berlangsung lancar.

Dia perlu menangani sejumlah tantangan, di antaranya adalah perselisihan dengan Jem, yang menyebabkannya untuk melewatkan kursus dan meninggalkan impiannya.

Pada saat menghadapi kesulitan, Aurora diberi dukungan oleh dua temannya, yaitu Honey dan Kit, sehingga dia bisa menetap di tempat tinggal bersama mereka.

Aurora pun perlu menyongsong fakta bahwa dia rindu pada keluarganya yang ada di Indonesia.

Film tersebut rilis di bioskop-bioskop Indonesia tanggal 2 Februari 2023, lalu tersedia di layanan streaming Netflix mulai 1 Juni 2023. Karya ini menerima tanggapan yang baik dari para kritikus serta pemirsa secara umum, terlebih lagi berkat pembangunan karakternya yang kuat dan narasi yang berkaitan erat dengan realitas hidup banyak pihak.

“Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang” sarat dengan nuansa cerita tentang hubungan keluarga, di mana tiap anggota menghadapi tantangan pribadi mereka sendiri.

Topik dari film tersebut mengangkat masalah seputar keluarga, pertemanan, impian, dan pencarian jatidiri. Film itu juga menekankan betapa krusialnya komunikasi dan dukungan di antara anggota keluarga, sambil mencerminkan kepentingan untuk menyelami siapa diri kita sendiri.

Movie ini adalah lanjutan dari film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” yang sangat berhasil di Indonesia.


4. Perayaan Mati Rasa

Film “The Celebration of Apathy” merupakan sebuah karya dramatis dari Indonesia yang akan dirilis pada tahun 2025. Film ini ditangani oleh sutradara terkenal bernama Umay Shahab dan dihasilkan oleh perusahaan produksi Sinemaku Pictures serta Legacy Pictures.

Film ini mengisahkan petualangan dua bersaudara, Ian (digambarkan oleh Iqbaal Ramadhan) dan Uta (dimainkan oleh Umay Shahab), yang sedang meratapi kematian kedua orang tuanya.

Ian dan Uta mempunyai pendekatan masing-masing saat mengatasi perasaan sedih. Ian sebagai kakaknya, tampak lebih kuat dan mencoba menyembunyikan kekecewaannya.

Di sisi lain, Uta, si saudara kandungnya yang lebih muda, lebih terbuka dalam mengutarakan emosinya.

Perselisihan muncul akibat perbedaan sudut pandang tersebut di antara kedua belah pihak.

Dalam kepedihannya, Ian dan Uta pun terpaksa menangani permasalahan keluarga tambahan.

Mereka perlu mempelajari bagaimana caranya untuk saling mendukung dan menerima keberadaan satu sama lain.

Movie ini menunjukkan bahwa rasa sakit akibat kehilangan dapat berubah menjadi suatu peluang untuk tumbuh serta menjadi lebih tangguh, sekaligus memperlihatkan cara keluarga menyikapi perselisihan dan penderitaan.

Film yang akan dirilis pada tanggal 29 Januari 2025 ini membahas tentang dinamika keluarga, pengalaman kesedihan, dan bagaimana mereka saling memberi dukungan. Selain itu, film tersebut juga menekankan betapa krusialnya komunikasi dan pemahaman antar anggota keluarga.

Kisah dalam film ini menceritakan petualangan mencari kebenaran dan penyatuan kembali yang terjadi di saat adanya pertentangan antar saudara.


5. Baby Blues

Film bergenre drama komedi berjudul “Baby Blues” diproduksi di Indonesia dan rilisan pada tahun 2022. Dalam film ini, Andibachtiar Yusuf menjabat sebagai sutradara sementara peran utamanya dimainkan oleh aktor Vino G. Bastian bersama dengan Aktris Aurelie Moeremans.

Movie ini bercerita tentang sepasang suami istri bernama Dika (diperankan oleh Vino G. Bastian) dan Dinda (diperankan oleh Aurelie Moeremans), yang baru saja menyambut kelahiran buah hati mereka.

Dinda terkena baby blues, suatu keadaan emosional yang sering dihadapi oleh wanita setelah melahirkan, sementara itu Dika berupaya sekuat tenaga mendukung dan mencoba memahami perasaannya istri.

Pada suatu hari, dikarenakan sebuah insiden yang tidak terduga, jiwanya Dika dan Dinda saling bertukar.

Dika ditugaskan untuk memegang peranan sebagai ibu rumah tangga yang merawat si kecil, sedangkan Dinda bertindak sebagai pemimpin keluarga yang beraktivitas di luar ruangan.

Kondisi tersebut menciptakan banyak kegaduhan serta saat-saat yang mengundang tawa, namun pada akhirnya turut menyampaikan pelajaran penting terkait rasa simpati dan pemahaman antar sesama.

Film tersebut rilis pada tanggal 24 Maret 2022 dan menerima tanggapan positif dari para pemirsa, terlebih lagi berkat performa lucu Vino G. Bastian dan Aurelie Moeremans serta kimia akting antara kedua pemeran utama itu yang sangat kuat.

Film Baby Blues menyinggung masalah-masalah yang sering dihadapi oleh keluarga zaman now terkait perawatan anak serta kesadaran akan perlunya dukungan satu sama lain. Film ini juga membahas kondisi baby blues dan pengaruhnya terhadap dinamika keluarga.

Movie ini pun menekankan kepentingan empati, pemahaman bersama, dan kolaborasi dalam keluarga beserta dengan cara seorang bapak berperan dalam mendidik anak.


6. Bisakah Aku Menangis Hanya Satu Kali saja?

“Bolehkah Aku Menangis Hanya Satu Kali” merupakan sebuah film dramatis asal Indonesia yang direncanakan untuk dirilis pada tanggal 17 Oktober 2024.

Film ini mengambil inspirasi dari lagu “Runtuh” yang diperkenalkan oleh Feby Putri dan Fiersa Besari pada tahun 2021.

Film tersebut menyoroti masalah kesehatan jiwa melalui penggambaran pertarungan seorang wanita bernama Tari, dimainkan oleh Prilly Latuconsina.

Tari mencoba mengatasi luka batin akibat perlakuan keras sang ayah di masa kecil dan juga berupaya melindungi ibunya agar tidak terjebak dalam pengalaman serupa.

Movie ini bercerita mengenai perlawanan seorang wanita bernama Tari yang harus bertahan sendirian setelah kakaknya meninggalkan rumah.

Dia berusaha melindungi ibunya dari bapaknya yang kejam dan mudah marah.

Akan tetapi, Tari sejak muda sudah menghadapi perlakuan kasar dan kata-kata pedas dari sang bapak.


7. Kembang Api

Film “Kembang Api” adalah sebuah kisah dramatis asal Indonesia pada tahun 2023 yang dikendalikan sang sutradara Herwin Novianto. Ini merupakan versi adaptasi dari film Jepang terdahulu berjudul “3ft Ball & Souls”, karangan Yoshio Kato.

Movie ini bercerita tentang empat individu yang setiap satu punya persoalan hidup sendiri-sendiri serta berniat untuk mencabut nyawa mereka secara bersama-sama.

Mereka mengunakan bola besar yang berisikan kembang api untuk mengeksplosinya sendiri.

Akan tetapi, tiap kali bola itu meletus, mereka tak kunjung meninggal dan senantiasa kembali ke posisi semula.

Mereka tertahan di dalam suatu siklus waktu yang membuat mereka harus berulang kali mencoba bunuh diri.

Movie ini menyinggung topik terkait kesejahteraan jiwa, putus asa, serta optimisme yang bertujuan mendorong para pemirsa berpikir mendalam tentang tujuan hidup dan kesesuaian meminta bantuan saat dihadapkan dengan tantangan.

Kembang Api diluncurkan ke bioskop-bioskop di Indonesia pada 2 Maret 2023 dan kemudian tersedia secara online melalui Netflix mulai 30 Juni 2023.

Sejak diluncurkannya, film tersebut menerima tanggapan positif baik dari kritikus maupun pemirsa, terlebih lagi karena performa akting para aktornya yang luar biasa serta alurnya yang memukau.

(MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)