Film CTSDK Dianggap Proyek Nepotisme, Ini Klarifikasi Ernest Prakasa

Posted on

Film Cinta Tak Seindah Drama Korea karya sutradara Meira Anastasia telah mengakhiri rentetan penayangannya di bioskop Indonesia. Film yang dibintangi Jerome Kurnia ini menarik 49.740 penonton semenjak tanggal 5 Desember.

Selama proses produksi film selesai, produser Ernest Prakasa mengaku mendengar banyak kritik yang menyebut sorotan nepotisme atas proyek “Cek Toko Sebelah”. Hal ini dikarenakan Meira, seorang bintang utama, adalah istrinya sendiri. Menghadapi tuduhan tersebut, Ernest membantah dengan memposting di Instagram.

“Saya paham jika ada orang yang berpendapat bahwa demikian, sangat saya paham. Tapi Meira bukan hanya istri biasa bagi saya. Kita berdua sering menulis bersama, hingga ia berhasil menerima Piala Citra untuk penulis skenario adaptasi terbaik pada film Imperfect,” tulis Ernest Prakasa lewat Instagram.

Ernest percaya dengan kemampuan dan visi yang dimiliki Meira Anastasia.

“Ah, saya sangat yakin pada kemampuan untuk menceritakan sebuah visi,” ujarnya.

Ernest berkomitmen untuk terus mendukung Meira dalam projek-projek seni yang akan datang.

,” tulisnya.

Tanggapan Ernest Prakasa Membicarakan Capaian 49 Ribu Penonton

Kr. CTSDK yang berhasil menonton sebanyak 49.000 masih jauh dari ekspektasi Imajinari sebagai jejaring produksi. Namun Ernest tetap menunggu sambutan kiranya kepada penonton.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang telah menonton film kami di bioskop. Terima kasih atas waktu yang sudah kita ambil, semoga pengalaman menonton bersama kita sepadan. Semua umpan balik, kritik, dan saran Anda merupakan landasan bagi kita untuk maju dengan terus melayani lebih baik,” tulis Ernest.

Ernest menyebut Imajinari sebagai perusahaan baru rilis debut filmnya pada 2022 lalu. Sebagai aktivitas di industri film Indonesia, Imajinari masih di bawah usia perkembangan dan masih berkembang.

“Meskipun kami telah mencapai kesuksesan yang menggembirakan, masih banyak hal yang belum kami pahami, kesalahan-kesalahan yang belum kami atasi,” tulis Ernest.

Ernest mengatakan bahwa capaian ini adalah sebuah pengembaraan dan pelajaran yang berguna bagi dirinya untuk terus maju.

“Petualangan mencoba hal-hal baru, menantang mentari dan meniti tepian tebing curam. Tidak ada penyesalan, hanya ada pelajaran,” tutur Ernest.