Sebagai pengingat, mari kita memikirkan kembali perkataan bijak yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya tersebut:
Akan tiba suatu waktu di antara manusia, ketika tak akan berguna selain dinar (emas) dan dirham (perak).”(HR Imam Ahmad)
Hadits tersebut menunjukkan adanya suatu waktu di mana sistem keuangan didasarkan pada uang kertas (fiat) tidak lagi dipercayai, oleh karena itu masyarakat beralih kembali menggunakan media pertukaran dengan nilai inherent, contohnya adalah emas (dinar) serta perak (dirham).
Jika kita melihat kembali pada judul tersebut, konsep “Garis Bawah Emas” dalam manajemen keuangan merujuk kepada penempatan emas sebagai bagian penting dari perancangan financial plan Anda. Ini mencakup aspek-aspek seperti simpanan jangka panjang, dana cadangan yang siap digunakan sewaktu-waktu, dan juga persediaan alternatif untuk periode mendatang bila terjadi ketidakstabilan ekonomi.
Dalam situasi ekonomi yang dipenuhi ketidaktentuan, sejumlah besar individu mulai berburu metode guna mempertahankan keseimbangan finansialnya. Salah satu pendekatan yang semakin menarik minat merupakan penerapan logam mulia emas, tidak sekadar menjadi instrumen investasi, melainkan juga digunakan dalam aktivitas jual beli serta pemecahan masalah kebutuhan finansial sehari-hari.
Minatnya, penerapan emas dalam bidang ekonomi memang tidak lepas dari tradisi lama. Dalam masa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dinar (logam mulia) serta dirham (perak) sudah dijadikan alat tukar primer pada transaksi jual beli. Bahkan, berbagai pakar ekonomi global semisal Robert T. Kiyosaki dan Steve Forbes juga turut menganjurkan peranan penting logam kuning ini dalam struktur finansial kontemporer. Menurut Kiyosaki, bergantung kepada mata uang kertas yang rentan akan inflasi menjadi tantangan serius, sedangkan Forbes mendesak untuk merevisi ulang menggunakan standar emas, karena rupanya uang kertas lebih cepat merosot nilainya sejalan dengan lamanya periode pemakaian.
Selanjutnya, bagaimana emas bisa menjadi jawaban bagi tantangan harian? Salah satunya ialah melalui ide garis bawah menggunakan emas, yaitu dengan memanfaatkan emas sebagai agunan atau sumber dana cair untuk memenuhi keperluan finansial tanpa perlu melepas harta pokok Anda. Melakukan hal tersebut akan membantu kita merencanakan biaya rutin secara lebih cerdas, terbebas dari hutang konsumsi bertarif besar, serta masih menyimpan harta bernilai lama.
Pada esai kali ini, kami akan menyajikan tentang pemanfaatan emas dalam mempertahankan stabilitas keuangan, melindungi diri dari efek inflasi, dan menawarkan opsi kepada orang-orang yang berharap bisa merencanakan ekonominya secara lebih terkontrol dan protektif. Mari aktifkan potensi emasmu, tidak hanya dibiarkannya begitu saja di simpanan, namun juga digunakan untuk mendukung kondisi finansialmu lewat metode yang bijaksana!
Emas: Lebih dari Sebuah Investasi, Tetapi Jawaban untuk Masalah Keuangan
Sebelumnya, sebagian besar orang memandang emas hanyalah alat investasi jangka panjang yang disimpan dalam brankas dan baru ditawarkan untuk dijual jika harga naik. Namun demikian, peran emas sangatlah beragam. Dalam situasi perekonomian yang tidak menentu, dengan adanya inflansi yang semakin melambung tinggi serta penurunan nilai tukar mata uang, emas dapat menjadi alternatif finansial yang lebih stabil dan aman.
Satu keuntungan utama emas atas uang kertas adalah stabilitas pembelianannya. Bila diamati dari segi historis, harga emas umumnya meningkat sepanjang tahun, sementara nilai uang kertas semakin merosot karena dampak inflasi. Misalkan saja, pada masa lalu satu gram emas dapat menukarkan berapa banyak beras, namun hingga hari ini, walaupun jumlah tersebut tidak berubah atau justru menjadi lebih besar. Berbeda halnya dengan uang kertas yang telah melemah dikarenakan oleh keputusan pemerintah tentang urusan ekonomi serta peningkatan biaya hidup.
Di samping itu, emas dapat digunakan untuk tujuan keuangan tanpa perlu menjualnya. Metode yang kian banyak diminati ialah gadai emas, di mana emas dipergunakan sebagai agunan guna memperoleh likuiditas berupa peminjaman sesuai dengan prinsip Syariah ataupun fasilitas finansial lainnya. Melalui pendekatan tersebut, kita masih menyimpan emas sebagai investasi jangka panjang namun tetap mampu mengcover kebutuhan harian maupun biaya darurat.
Emas Untuk Kebutuhan Sehari-hari: Cerdik dan Tanpa Ribanya
Dalam zaman kontemporer saat ini, berbagai institusi perbankan serta platfom teknologi finansial seperti Pegadaian telah meluncurkan fasilitas yang membolehkan publik menggunakan emas sebagai metode transaksi ataupun agunan untuk pemenuhan keperluan sehari-hari. Hal tersebut merupakan alternatif menarik bagi individu yang hendak menjauhi hutang bertutup bunga tinggi maupun pengapalan kartu kredit yang kerapkali membawa beban dengan angsuran dan persentase bunga cukup besar.
Dengan mengimplementasikan ide tersebut, kita bisa:
– Menjaga stabilitas pengeluaran rutin setiap bulan tanpa perlu risau tentang kenaikan harga produk karena inflasi.
– Hindari penggunaan riba melalui penerapan sistem pembiayaan berdasarkan emas yang konsisten dengan pedoman syariah.
– Menjaga kekayaan, sebab emas masih dikuasai dan tak perlu dijual saat terjadi krisis.
Misalnya saja, tersedia beragam opsi pembiayaan syariah yang membolehkan kita mengambil uang tunai dengan menyerahkan sebagai agunan perhiasan emas, tanpa perlu khawatir akan terlibat dalam sistem bunga atau hutang gaya hidup konsumtif. Hal ini tentunya lebih akurat dan tepat sasaran dibandingkan penggunaan kartu kredit dengan tarif bunga yang mencapai puncak, ataupun jenis-jenis pinjaman lainya yang didasarkan pada skema pembayaran bunga.
Rahasia Bijak Memanfaatkan Emas demi Kestabilan Keuangian
Memanfaatkan emas untuk tujuan keuangan harus dilakukan dengan hati-hati. Penting sekali memiliki taktik yang bijak sehingga emas tak cuma jadi harta cadangan diam-diam, tapi juga instrumen bermanfaat yang mendukung keseimbangan ekonomi Anda tanpa merugikan peluang di kemudian hari. Inilah sejumlah pendekatan yang dapat dicoba:
1.
2.
3.
4.
(Saat ini detail nomor 1 sampai 4 kosong dan perlu pengisian lebih lanjut)
1. Mengumpulkan Emas dengan Cara Rutin
Sebagai gantinya dari menyimpan uang dalam bentuk tunai yang nilai belinya berkurang seiring dengan inflasi, mengumpulkan emas secara bertahap dapat jadi keputusan yang lebih tepat. Berikut beberapa metode yang bisa dijalankan:
– Memperoleh emas fisik secara bertahap: Dapat berupa batangan emas, perhiasan, ataupun koin emas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kapabilitas finansial Anda.
– Menabung emas digital: Saat ini, banyak platform yang menyediakan layanan tabungan emas berbasis digital dengan modal yang lebih kecil.
– Memanfaatkan program pembayaran berjenjang untuk perhiasan emas: Berbagai institusi pembiayaan syariah menyediakan opsi angsuran emas tanpa bunga, yang membuatnya menjadi pilihan yang lebih ringan di kantong.
Dengan menabung emas, kita dapat menciptakan simpanan kekayaan yang lebih tangguh menghadapi perubahan ekonomi daripada sekadar menyimpan uang dalam bentuk tunai.
2. Memakai Emas sebagai Agunan untuk Pendanaan Mendesak
Ketika dihadapkan pada situasi keuangan darurat, sering kali orang terjerumus ke dalam kredit dengan bunga tinggi. Namun, sebenarnya logam mulia dapat menjadi opsi alternatif yang lebih aman serta tidak membungkus kita dalam praktik ribawi. Dengan menggunakan emas sebagai agunan, kita masih menyimpan harta bernilai, sambil menjaga investasi jangka panjang kita. Berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan:
– Gadai syariah: Menggunakan layanan pegadaian perak berdasarkan prinsip syariah guna memperoleh uang tunai tanpa bunga.
– Pembiayaan menggunakan dasar emas: Sejumlah institusi perbankan menawarkan fasilitas peminjaman berdasarkan emas dengan persyaratan yang lebih fleksibel daripada kredit tradisional.
– Tukarkan sebagian emas untuk mendapatkan uang tunai sementara: Alihkan bagian dari aset emasmu ke dalam bentuk cash ketika sangat dibutuhkan, lalu beli kembali setelah kondisimu membaik.
3. Menggunakan Emas sebagai Rencana Keuangan di Masa Mendatang
Emas tidak hanya merupakan jawaban untuk masalah keuangan sekarang, melainkan juga elemen krusial dalam merencanakan ekonomi di masa mendatang. Menggunakan pendekatan yang sesuai, logam mulia ini dapat berfungsi sebagai instrumen permodalan yang serbaguna serta memberikan laba. Berikut beberapa skema futuristik yang mungkin dikembangkan menggunakan emas:
– Dana Pendidikan: Menabung emas sebagai persiapan biaya pendidikan anak, sebab harganya cenderung lebih konsisten daripada menyimpan uang tunai.
– Menyiapkan dana untuk hari tua: Emas dapat berperan sebagai sumber daya yang bisa diuangkan ketika mencapai usia pensiun, tidak terdampak oleh kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.
– Peninggalan keuangan yang lebih terjamin: Emas dapat ditinggalkan dengan lebih baik daripada harta berupa uang tunai atau real estat yang nilai jualnya mungkin sangat bervariasi.
Tantangan Memanfaatkan Emas bagi Keuangan: Mengatasinya dengan Bijaksana dan Mengelolanya Secara Cermat
Memakai emas sebagai jawaban untuk masalah keuangan tentunya membawa banyak untung, namun itu tidak selalu bebas hambatan. Untuk mereka yang berencana mengintegrasikan emas dalam skema keuangannya, terdapat sejumlah rintangan yang harus dipertimbangkan sehingga dapat ditangani secara bijaksana.
1. Variabilitas Harga: Kenaikan-Penurunan yang Harus diantisipasi
Harga emas umumnya meningkat seiring berjalannya waktu, namun dapat juga menunjukkan variasi signifikan secara singkat. Hal ini mungkin menjadi hambatan bagi individu yang masih belajar kapan saat paling tepat untuk melakukan pembelian atau penjualan. Karenanya, sikap sabar serta pemahaman akan pola pergerakan harga emas sangat penting supaya kegiatan investasi selalu memberikan untung daripada kerugian.
2. Penyimpanan yang Terjamin: Ancaman atau Kepastian?
Menaruh emas secara fisik tentu saja menghadirkan perasaan memiliki yang pasti, namun ia juga menimbulkan potensi ancaman. Kemalingan, hilangnya barang, hingga lupa tempat penempatan dapat jadi dilema. Alternatifnya adalah menggunakan fasilitas simpanan yang lebih terjamin seperti brankas atau emas berbasis digital. Akan tetapi, opsi tersebut pun harus dipertimbangkan dengan aspek biaya ekstra. Keduanya manakah yang tepat? Semua kembali kepada situasi dan selera individunya.
3. Kekurangan Pengertian: Emas Tidak Cuma Buat Disimpan
Banyak orang masih melihat emas hanya sebagai instrumen investasi statis dan tidak memandangnya sebagai sarana transaksi yang dapat dioptimalkan secara dinamis. Namun, pada zaman modern ini, emas memiliki potensi untuk dipergunakan dalam berbagai aktivitas seperti melakukan pembelian, menutup biaya pengeluaran rutin, hingga mendukung bisnis pribadi. Diperlukan upaya edukatif ekstensif tentang nilai-nilai praktis dari emas bagi kebutuhan keseharian guna meningkatkan rasa percaya diri publik dalam menggunakan logam mulia tersebut.
4. Ketidakseimbangan dalam Akses: Hambatan untuk Masyarakat di Wilayah Pedesaan
Untuk orang-orang yang berdomisili di area perkotaan, proses pembelian serta penyimpanan emas secara daring telah menjadi lebih sederhana. Akan tetapi, ada juga tempat-tempat tertentu dimana kemudahan ini belum tersedia sepenuhnya. Hal tersebut membuat penduduk setempat harus bergantung pada bentuk emas konvensional beserta semua hambatan yang datang bersama-sama dengannya, misalnya sulitnya menjual atau menggunakan emas sebagai alat tukar dalam kehidupan sehari-hari.
5. Aturan dan Pajak: Kebijakan Yang Harus Dimengerti
Di sejumlah negeri, perdagangan emas tetap tunduk pada peraturan ketat atau memiliki cukai khusus yang dapat mengurangi manfaatnya bagi para pemakainya. Sebelum menggunakan logam mulia ini sebagai jawaban atas masalah finansial, sangatlah vital untuk mengetahui pedoman yang ada di daerah setiap individu guna hindari beban biaya ekstra yang tak terduga.
Cara Sederhana Memulai “Under Line Emas” pada Keuangan Anda Sendiri
Memakai emas sebagai taktik perencanaan keuangan tidak hanya merupakan mode, melainkan juga gerakan bijaksana saat mengatasi ketergantungan ekonomi serta inflasi. Prinsip dari “Under Line Emas” merujuk kepada penggunaan logam mulia ini sebagai fondasi dalam menjalankan manajemen uang sendiri, termasuk menyimpannya, menanamkannya, bahkan menggunakan untuk pembelian harian. Tetapi, apa saja tahapan awalnya? Di bawah ini adalah beberapa panduan langsung yang dapat dicoba sehingga emas betulan mampu jadi jawaban finansial yang handal dan membawa berkat.
1. Mengatur Target Keuangan yang Didukung oleh Logam Mulia Empat Kuning
Sebelum memulai penempatan aset dalam bentuk emas, tetapkan terlebih dahulu tujuan finansial yang diinginkan. Apakah emas akan dipakai untuk simpanan jangka panjang? Untuk cadangan tak terduga? Atau mungkin sebagian dari anggaran bulanan Anda?
Berikut beberapa sasaran finansial yang berkaitan dengan emas yang dapat dijalankan, meliputi:
– Rekening berjangka lama: Menyimpan emas untuk perlindungan dari inflasi dan volatilitas nilai tukar.
– Dana darurat: Memiliki sejumlah emas yang mudah dicairkan ketika dibutuhkan dalam situasi mendesak.
– Alat transaksi pembelian rutin: Memakai emas dalam memperoleh kebutuhan sehari-hari berdasarkan ide “di bawah garis emas”, dimana aktivitas jual-beli ini dipraktikkan menggunakan emas sebagai modal utama.
– Investasi: Menaikkan nilai harta benda dengan menimbun emas untuk waktu yang lama, khususnya ketika harga emas diperkirakan akan naik.
Dengan menetapkan sasaran tersebut, kita dapat lebih fokus dalam membagi emas berdasarkan keperluan dan mencegah pengeluarannya yang kurang tepat.
2. Dimulai dari Penggunaan Emas Yang Tepat
Terdapat banyak jenis emas yang dapat diaplikasikan dalam strategi keuangan individu. Pilhah varian yang paling cocok dengan sasarannya secara finansial:
– Emas Fisik: Sesuai untuk simpanan jangka panjang serta investasi. Dapat terwujud dalam bentuk barata emas, koin dinar, ataupun perhiasan. Kelebihannya meliputi kepemilikan fisik yang pasti dan kemampuan menjualnya sewaktu-waktu.
– Tabungan Emas Digital: Pilihan untuk mereka yang berkeinginan menyimpan emas tetapi tidak mau menyimpan dalam bentuk fisik. Berbagai layanan dari pegadaian, bank syariah, ataupun platform fintek syariah memberikan opsi tabungan emas dengan jumlah minimal yang dapat diakses serta sifatnya yang fleksibel.
– Emas Sebagai Media Pertukaran: Dapat berupa koin dinar atau skema pembayaran menggunakan emas yang tersedia di sejumlah pasar modern bertajuk syariah. Hal ini dapat menggantikan opsi transaksi sehari-hari tanpa harus tergantung pada mata uang konvensional.
Dengan menentukan jenis emas yang pas, kita dapat lebih leluasa menggunakan sesuai dengan keperluan masing-masing.
3. Mengimplementasikan Konsep “Beli di Bawah Garis Emas”
Satu konsep yang semakin banyak diterima di bidang manajemen keuangan dengan dasar emas adalah transaksi pembelian menggunakan emas sebagai aset pokok. Dengan demikian, seluruh biaya rutin tiap bulannya masih merujuk kepada harga emas dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada mata uang kertas yang nilainya terkikis oleh inflasi.
– Cara penerapannya:
Ubahlah keperluan belanja Anda menjadi ukuran emas. Sebagai contoh, bila pengeluaran harian rata-rata adalah Rp. 5 juta, hal ini akan berkisar antara 2 sampai 3 gram emas (bergantung pada nilai tukar emas di waktu tersebut). Simpan dana tersebut dalam bentuk tabungan emas digital agar lebih mudah dipakai ketika berbelanja. Gunakan emas sebagai metode transaksi secara langsung lewat pasar modern syariah atau komunitas yang mendukung pembayaran menggunakan dinar/dirham.
Dengan skema ini, kita masih dapat menjaga daya beli mata uang berbentuk emas agar pengeluaran tetap konsisten dan tidak terpengaruh oleh inflasi.
4. Tetapkan Tabungan Emas secara Berkala dengan Konsistensi
Kunci utama dalam strategi Under Line Emas adalah konsistensi dalam menabung. Jangan menunggu harga emas turun drastis baru membeli, karena emas memiliki kecenderungan naik dalam jangka panjang.
– Saran untuk menyimpan emas dengan teratur:
* Dimulai dengan jumlah kecil, seperti menyisihkan Rp. 100.000 setiap minggu dalam bentuk tabungan emas digital.
* Terapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dengan cara membeli emas secara periodik tanpa peduli pada perubahan harga yang terjadi.
*Leveraskan pengumpulan aset emas dengan memanfaatkan program cicilannya di institusi syariah yang telah terbukti handal bila berkeinginan untuk meningkatkan jumlah emasmu secara cepat.*
Dengan ketekunan ini, kita dapat mengumpulkan harta berharga perlahan-lahan tanpa menimbang beban finansial.
5. Gunakan Emas untuk Kebutuhan Keuangan Yang Sesuai Syariah
Selain sebagai tabungan dan alat transaksi, emas juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan finansial yang halal dan sesuai syariah.
– Sebagai Agunan dalam Praktik Peminjaman Berbasis Syari’ah: Apabila Anda menghadapi situasi yang memerlukan dana darurat, emas dapat dipergunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari institusi finansial berbasis Syariat tanpa terkena praktik riba. Program rahn atau gadai emas memberi kesempatan kepada kita untuk menerima kredit sementara masih menjaga hak kepemilikannya atas logam mulia tersebut.
– Sebagai Modal Usaha Tanpa Riba: Beragam kelompok dalam ekonomi syariah telah mengadopsi konsep pendanaan bisnis berdasarkan logam mulia. Hal ini memberikan alternatif kepada orang-orang yang berniat memulai sebuah usaha namun enggan terjerat utang dengan suku bunga tinggi.
– Sebagai Warisan Berharga Tetap Nilainya: Emas bisa ditinggalkan untuk generasi berikutnya tanpa khawatir akan kehilangan nilainya karena inflasi. Menurut agama Islam, emas pun lebih sederhana untuk didistribusikan menurut aturan waris jika disbandingkan dengan harta berbentuk mata uang kertas.
Dengan menyadari kelebihan-kelebihan tersebut, kita dapat lebih maksimal dalam memakai emas sebagai opsi finansial syariah yang profitable.
Kesimpulannya: Kembali Keemasan, Kembali pada Kesetabilan
Dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi dunia, peningkatan inflasi, dan menurunnya kemampuan pembelian orang-orang, emas menjadi jawaban efektif untuk mempertahankan keseimbangan finansial. Sejarah mencatat bahwa emas selalu berfungsi sebagai alat pertukaran dan simpanan nilai yang sangat stabil semenjak permulaan peradaban manusia. Menurut agama Islam, emas dan perak (dinar dan dirham) sudah lama dipergunakan sebagai sistem mata uang yang jujur, tanpa spekulasi, serta memiliki nilai dasar sendiri yang sulit dihancurkan oleh keputusan bank sentral atau laju inflasi.
Konsep “Under Line Emas” tidak semata-mata merupakan taktik berinvestasi, melainkan pula metode cermat dalam menangani keuangan harian. Dengan menggunakan emas sebagai fondasi manajemen keuangan… baik digunakan untuk simpanan, investasi, aktivitas jual beli, ataupun proteksi nilai moneter… kita bisa mereduksi ancaman finansial akibat volatilitas mata uang kertas. Di atas segalanya, emas pun mewujudkan jawaban bagi transaksi yang lebih bertanggungjawab, bebas dari praktik riba, serta cocok dengan pedoman ekonomi syariah yang adil.
Melaksanakan taktik pengelolaan uang menggunakan emas tentunya memerlukan kesabarannya dan penuh dengan disiplin diri. Anda tidak harus menunda-nunda hingga menjadi sangat kaya baru bisa menyisihkan sebagian untuk belanja logam mulia ini; namun lakukan secara bertahap, grama demi grama, hal tersebut bakal membentuk pondasi ekonomi yang semakin kuat. Namun demikian, tujuannya adalah bahwa emas tak cuma berkaitan pada sisi untungnya saja dari segi materi, melainkan juga mencakup stabilitas jangka waktu panjang serta rasa tenang saat kita hadapi bermacam-macanya persoalan ekonomi mendatang.
Di tengah ketidakpastian global serta penurunan nilai mata uang yang berkelanjutan, kembalilah kepada emas sebagai sumber stabilitas. Kini sudah waktunya untuk menerapkan pemikiran yang lebih cerdas pada pengaturan keuangan kita sehingga masa depan kita masih dapat dijamin tanpa ada hutang bunga tinggi dan dipenuhi dengan berkat. Ayo mulailah tindakan nyata sekarang, karena emas tak sekadar merupakan logam bernilai melainkan juga lambang mandiri dan kesendirian secara finansial.
Waktunya “Bangkitkan Energi Mu”, Jaga dan Tingkatkan Keuanganmu!
Jadikanlah Ramadhan momen untuk berubah… menjadi individu yang lebih mensyukuri, lebih perhatian, serta lebih arif dalam menggunakan nikmat-Nya. Berkat kehidupan tak ditentukan oleh jumlah harta yang dikumpulkan melainkan bagaimana kita dengan bijak menyalurkannya dan betapa ikhlasnya kita memberi. Sama seperti logam mulia yang nilai-nilainya selalu lestari, kepandaian merencanakan penghasilan akan menciptakan kedamaian dan kelimpahan di dalam kehidupan.
Harapan saya agar setiap tindakan baik yang kita kerjakan selama bulan suci ini akan membuka gerbang rejeki, kegembiraan, serta karunia yang tak terbatas. Teruslah menunaikan ibadah puasa dengan sepenuh hati, memberi tanpa pamrih, dan memakai hartamu secara bijaksana. Mari jadikan Ramadhan kali ini sebagai awal perubahan menuju kehidupan yang lebih berkat, tenang, dan makmur.
Selamat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan! Mudah-mudahan semua perbuatan baik kita diterima, dikali dua, serta mendatangkan manfaat yang bertahan lama. Wallahu A’lam Bishawab.
Sanana, 18 Ramadan 1446 Hijriah / 18 Maret 2025
Referensi:
https://repository.uinsaizu.ac.id/22935/1/manajemen%20keuangan.pdf
https://radarlambar.bacakoran.co/read/16105/strategi-cerdas-mengelola-keuangan-di-masa-krisis
https://coconote.app/notes/7d601ec0-f2e4-4f26-93a1-f20bfb7024f1
http://repository.ipwija.ac.id/5094/1/Buku%C2%A0Pengelolaan%20Perencanaan%20Keuangan%20Strategi%20Cerdas%20dan%20Efektif%20Mengubah%20Keuangan%20Anda_%20Susanti%20Widhiastuti.pdf