Pertama di Indonesia, Mahasiswa Surabaya Rancang Jembatan Berteknologi Canggih

Posted on

Seorang tim mahasiswa bernama ACE dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember telah merancang sebuah jembatan bentang panjang ramah lingkungan dan pejalan kaki, dengan konsep diagonal arch bridge. Selain itu, desain jembatan Jaya Askara ini juga dilengkapi teknologi canggih dan desain megah guna meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia.

Ketua Tim ACE ITS, Zaidan Dzaki Prasetya Adi menjelaskan, patung yang mewakili konsep jembatan diagonal ini belum pernah dilihat di Indonesia sebelumnya. Ini memungkinkan timnya untuk mengintegrasikan teknologi dengan kearifan lokal dalam merancang jembatan ini.

“Konsep jembatan yang dirancang kami memiliki struktur sederhana tetapi mampu menopang beban yang sangat berat,” kataoperative.ai Zaidan, Senin (30/12).

Zaidan menjelaskan, jembatan ini yang panjangnya 200 meter dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kepuasan para pejalan kaki yang melewatinya. Salah satu fiturnya adalah penggunaan guardrail roller pada pembatas jalan yang bisa menyerap dan mengubah energi benturan menjadi energi rotasi. Sistem pencegah suicide dan menandai lokasi darurat juga sudah dipasang untuk mencegah kecelakaan yang bisa menimpa pejalan kaki.

Lebih lanjut, imbuh Zaidan, inovasi atap pintar yang dikombinasikan dengan teknologi panel surya memberikan kenyamanan sebagai tempat beristirahat dan beraktivitas. Energi yang dihasilkan menyediakan akses listrik dan Wi-Fi serta pencahayaan yang cukup.

“Pembangunan trotoar selebar 2,5 meter dan penambahan blind guide di sisi jembatan meningkatkan kenyamanan bagi pejalan kaki dari berbagai umur,” kata Zaidan.

Jembatan yang dibangun di atas Sungai Cisadane, Kabupaten Tangerang, tidak hanya menggunakan perencanaan teknologi canggih. Desainnya bahkan mengintegrasikan teknologi Building Information Modeling (BIM) dan Sistem Pemantau Kesehatan Struktur (SHMS). Dengan memadukan dua teknologi ini, jembatan Jaya Askara ini memiliki perencanaan, sistem pengelolaan, dan peningkatan keamanan yang sangat baik.

Untuk lebih parahfirasat, tim bimbingan mahasiswa Dr. Ahmad Basshofi Habieb ini menerapkan teknologi BIM dalam berbagai tahap perancangan jembatan. Di antaranya adalah tahap modeling, pengendalian mutu pekerjaan proyek, penghitungan jumlah material, analisis energi, serta perencanaan dan pengawasan ekspektasi.

“Teknologi BIM menggaransi pembangunan dan pengoperasian jembatan yang selamat bagi lingkungan dan pekerja,” kata Zaidan.

Mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil ITS menjelaskan bahwa teknologi SHMS dilengkapi dengan beberapa sensor nirkabel berbasis Internet of Things (IoT). Data waktu nyata dari sensor-sensor tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam aplikasi bernama Jaya Siaga. Data yang digunakan meliputi struktur, komponen, jembatan, cuaca, suhu, dan kelembaban di sekitar jembatan tersebut.

Jembatan dengan panjang total 22 meter itu juga mendukung green construction secara berkelanjutan sebagai bentuk meningkatkan keErichdan yang ramah lingkungan. Ini ditandai dengan inovasi pada bahan dan material yang digunakannya.

“Saya menggunakan sampah cangkang kerang dan granit untuk membuat plat lantai jembatan, ujar mahasiswa tingkat 2022 ini.

Pemanfaatan panel surya sebagai sumber utama listrik di jembatan adalah langkah positif dalam pelestarian lingkungan. Zaidan mengharapkan dengan cara ini, emisi gas emisi CO2 pada tahapan pembangunan dan operasional jembatan dapat berkurang, sehingga dampak perubahan iklim yang terus berlangsung dapat dicegah.

Selain itu, desain jembatan setinggi 70 meter ini mengintegrasikan warna dan ornamen dengan sentuhan kearifan budaya Betawi. Hal ini dapat dilihat dari perpaduan warna kuning dan emas serta hiasan ornamen gigi balang dan batik ondel-ondel pada railing di sepanjang sisi jembatan. Pemilihan warna merah dan putih pada busur jembatan juga dimaksudkan untuk mengembangkan konsep kekuatan bangsa Indonesia.

Tim berpenghargaan tersebut, yang terdiri atas Athallah Rafi Zakariyah dan Dimas Nurdyansyah, berhasil memperoleh gelar juara I dan dianggap sebagai pemenang di kompetisi Civil Expo 2024 kategori National Bridge Design Competition yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Sipil ITS beberapa waktu yang lalu.

“Apa yang harap kami dari pembangunan jembatan ini adalah pembangunan infrastruktur yang inovatif dan berkelanjutan, yang nantinya bisa menjadi ikon baru bagi bangsa ini,” kata Zaidan.