Ahli politik Adi Prayitno mengkritisi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang dianggapnya menyebabkan masyarakat merasa bingung dan kaget.
AHY menyebut ada pihak yang mencoba membenturkan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Prabowo Subianto.
“Publik penasaran tentang siapakah sesungguhnya orang atau kelompok yang tidak menyukai hubungan dekat serta keintiman yang telah terbentuk antara SBY dengan Prabowo Subianto,” ungkap Adi Prayitno seperti dilansir TribunJakarta.com melalui kanal YouTube milik Adi Prayitno Official pada hari Rabu, 19 Maret 2025.
Adi menyebutkan cerita yang beredar ketika Demokrat mendukung Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden tahun 2024 yaitu cerita tentang persahabatan. Ini membuat pernyataan AHY di acara buka puasa bersama partai Demokrat menjadi pertanyaan besar.
“Siapa sesungguhnya yang berani serta memiliki niat buruk untuk mempertemukan atau mempermasalahkan hubungan antara SBY dan Prabowo Subianto?” tanya Adi.
Sebenarnya, Prabowo dan SBY adalah individu yang selalu dijauhkan dari perbandingan. Bahkan, menurut Adi, cerita terkini yang ada sekarang justru menggambarkan bahwa Prabwoo Subianto berseteru dengan Presiden ke-7, Joko Widodo atau biasa disebut Jokowi.
Walaupun sekarang, sambung Adi, hubungan antara Prabowo Subianto dan Jokowi sangat erat.
“Maka pada dasarnya, jika kita bersikap jujur, orang-orang yang sebenarnya menciptakan konflik hanyalah mereka yang menginginkan agar hubungan politik antara Prabowo Subianto dan pak Jokowi tidak lagi harmonis. Bukan antara Pak Prabowo dengan Pak SBY,” ujarnya.
Di samping itu, Adi menganggap pernyataan AHY cukup signifikan untuk diteliti lebih lanjut. Di mana, publik berspekulasi tentang kemungkinan usaha dalam merangsang kembali kenangan dari zaman dahulu.
“Dikatakan bahwa dahulu bapak SBY dan bapak Prabowo, saat keduanya masih mengembangkan karier di bidang militer dalam dunia politik, hubungannya dianggap kurang begitu harmonis dan dekat,” ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, Adi juga menyinggung persaingan mereka dalam Pemilihan Presiden tahun 2009. Di saat tersebut, SBY bertaruh bersama Boediono. Sebaliknya, Megawati Soekarnoputri ikut serta bersama Prabowo Subianto.
Dia curiga ada pihak yang berusaha menghidupkan kembali kenangan lama tentang hubungan politik antara SBY dan Prabowo Subianto, yang dulu tidak serumit seperti sekarang.
“Jelas ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana kemungkinan adanya kelompok yang merasakan ketidaknyamanan akibat tingkat kesolidan serta dukungan lengkap yang telah disampaikan oleh Partai Demokrat,” ucapnya.
“Saya menduga jangan-jangan memang pihak yang tidak suka ini adalah internal yang ada dalam koalisi di barisan Koalisi Merah Putih hari ini, bukan pihak-pihak yang lain” katanya.
Sebabnya, menurut Adi, hampir tak ada partai oposisi di masa pemerintahan Prabowo Subianto. Karena itu, dia menyatakan, dengan sendirinya
Terdapat persaingan antara mereka untuk mencoba mendapatkan kepercayaan serta dekat dengan Prabowo Subianto.
Adi menuturkan pidato SBY juga menyinggung potongan kalimat atau potongan video yang konteksnya dihilangkan. Ia mencontohkan pernyataan SBY yang tidak pernah mengintervensi hukum.
Selanjutnya, menurut Adi, SBY selalu menjaga jarak saat memimpin dan tak pernah membuka peluang bagi keluarganya untuk ikut berpolitik dengan menyediakan jalannya sendiri.
“Pernyataan SBY tersebut dengan jelas ditujukan kepada pihak tertentu, termasuk di antaranya adalah klaim SBY yang menyebut dirinya tak pernah ikut campur dalam urusan hukum saat menjabat sebagai Presiden. Jadi sudah pasti tujuan dari pernyataan SBY ini terarah kemana saja. Selain itu, Bapak SBY juga menjelaskan bahwa dia tidak pernah membuka jalur khusus bagi putranya agar mendapatkan kemudahan dalam persaingan politik selama masa jabatan beliau sebagai Presiden,” ujarnya.
“Seluruh pernyataan yang disampaikan SBY sebetulnya jika kita bersikap jujur akan terdengar seperti sindiran politik untuk Pak Jokowi dan tidak tertuju pada Pak Prabowo Subianto,” tambahnya.
Adi kemudian menginterpretasikan pendapat AHY tersebut sebagai dugaan yang sebenarnya ingin disampaikan adalah bahwa secara bertahap dalam jajaran koalisi Prabowo, mereka mulai merancang dan mempersiapkan blok kekuatan politiknya.
“Bagaimana di antara mereka tersebut bersaing agar dapat mendorong saya menjadi pasangannya sehingga Prabowo dapat maju dalam pemilihan presiden pada tahun 2029, yakni dengan bersaing untuk menjadi calon wakil dari Prabowo,” ujarnya.
Pernyataan AHY
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku telah mendapat laporan soal rencana yang ingin benturkan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pernyataan tersebut dikemukakan AHY ketika ia hadir dalam acara berbuka puasa bersama, yaitu fraksi partai demokrat yang digelar di sebuah hotel di jakarta pusat pada hari minggu tanggal 16 maret 2025 lalu.
“Beberapa pihak berusaha membanding-bandngkan orang tua kita, seperti antara Pak SBY dan Presiden Prabowo Subianto. Benar kan? Kalimat mereka disalahartikan, kurang kontekstual, dan tak relevan,” ujar AHY melalui pernyataannya pada hari Senin (17/3/2025).
Namun, AHY tidak memberikan rincian spesifik tentang siapa pihak yang disebutnya telah menyulitkan Presiden Prabowo bersamaan dengan SBY.
Dia yakin bahwa orang tersebut hanya mencari untuk mendapatkan perhatian lebih dari publik.
“Tetapi bisa jadi hanya untuk menarik perhatian publik secara besar-besaran, sehingga tampak seperti ada sesuatu yang tak serasi,” ujarnya.
Informasi itu pun dikonfirmasi oleh AHY dan diperolehnya dari Presiden RI Prabowo Subianto. Ketika berbicara kepada Prabowo, AHY menyatakan ketidakpercayaannya terhadap informasi yang disampaikan.
Menurutnya, Demokrat pada masa kini serta lima tahun kedepan akan tetap bersatu dan padu dalam mensupport pemerintahan Prabowo Subianto. Hal tersebut pun telah diutarakan secara langsung oleh SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat ketika menghadiri Kongres VI Partai Demokrat.
“Presiden memberitahu saya secara pribadi, saya tak bisa mempercayainya. Saya berharap kita menjadi lebih terpadu dan kokoh dalam mendukung kebijakan yang penting bagi masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan agar semua anggota kader Partai Demokrat tidak usah terlalu mempercayai berita-berita tersebut.
Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia tersebut malah menyarankan supaya para kader menyatakan bahwa tak terdapat hubungan negatif di antara Partai Demokrat beserta SBY dengan Presiden Prabowo.
“Maka jika kelak ada yang menanyakan, jelaskan dengan sopan kepada semua orang bahwa hubungan kita sangat bagus,” jelasnya.
“Serta hal ini membuat saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto dan juga Pak SBY karena mereka terus menjaga saluran komunikasi yang efektif. Mereka menekankan bahwa kita harus menghindari perpecahan,” tegas AHY.
(TribunJakarta/
TribunTimur
)
Akses di
Google News
atau
WhatsApp Channel
Pastikan para pengguna telah menginstal aplikasi WhatsApp ya.