SOSOK Pramugari Jeju Air Yang Selamat Pada Kecelakaan Ucap Kalimat Ini Saat Sadar di RS

Posted on

Berikut adalah pramugari Jeju Air yang selamat dari tragedi kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan.

Salah satu di antaranya adalah perawat bernama Lee, yang hanya tahu mengucapkan kalimat “saya pikirkan diri saya” ketika pertama kali berada di rumah sakit.

Saya tidak bisa menemukan informasi tentang kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 pada tanggal 29 Desember 2024.

Sebuah pesawat airlin ternama terbakar menyusul tergelincirnya dari landasan pacu dan menabrak pagar beton.

Pendaratan terganggu karena roda pendaratan depan tampaknya tidak berfungsi dengan baik.

Penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air masih belum diketahui dengan pasti dan akan memakan waktu untuk mengetahuinya.

Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan bahwa pesawat itu adalah Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang menyusuri jalur menuju kembali ke Bangkok, Thailand.

Semua penumpang dalam penerbangan, kecuali dua orang dari 181 orang didalamnya, telah meninggal dunia, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.

Empat dari korban tewas diidentifikasi sebagai awak pesawat, sisanya dari penumpang.

Menurut TribunnewsMaker.com, petugas darurat menyelamatkan dua orang, kedua orang ini adalah anggota kru, dan membawa mereka ke tempat yang aman.

Petugas kesehatan menyatakan bahwa mereka dalam keadaan sehat, dengan kondisi tidak membahayakan jiwa.

Salah satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), memberi tahu dokter bahwa dia telah selamat, “sudah diselamatkan”, ketika dia bangun di rumah sakit, demikian dilansir Kantor Berita Yonhap.

Seorang lelaki bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang menyambar pada hari Minggu pagi.

Para medis yang terlambat datang mengunjungi rumah sakit harus menuju ke daerah Mokpo, yang terletak di dekatnya, tidak wajib mengembangkan rencana yang hampir ada dalam kelompok lain “Tiga idenya sepadan dengan itu ”

Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Ewha Womans University Seoul di ibu kota.

“Saya berhasil diselamatkan selagi sedang bangun,” kata salah satu temannya,” kata ketua direktur Rumah Sakit di mana dia saat itu dirawat, tidak disebutkan nama, Minggu, seperti dilansir The Guardian.

Lee saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena beliau menderita beberapa patah tulang dan dokter menegaskan bahwa ada kemungkinan Lee mengalami kelumpuhan.

Orang itu sudah bisa komunikasi dengan sempurna,” ucap JU.

“Tidak ada tanda-tanda kehilangan ingatan seperti apa pun,” sebutnya.

Suatu kecelakaan pesawat komersial milik penyedia layanan maskapai penerbangan korporat Jeju Air terjadi pada Minggu (29/12/2024) di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.

Jumlah korban dalam bencana tersebut terhitung 179 orang pas payloads.

Berdasarkan laporan Yonhapnews, Senin (30/12/2024), pesawat tersebut membawa 181 penumpang.

Hanya 2 penumpang yang selamat dari kecelakaan tersebut.

Korban meninggal termuda yang ada adalah seorang bayi laki-laki berusia tiga tahun.

Lima dari 179 korban meninggal istimewa ditemukan di bawah umur 10 tahun.

Berikut adalah narasi yang mengisahkan tentang seorang pria dengan bionik dan seorang anak perempuan yang selamat dari tenggelamnya sebuah kapal di Cuba.

Satu dari dua penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat Jeju Air mengatakan kepada dokter bahwa dia merasa selamat karena terbangun.

Seorang korban selamat yang berusia 33 tahun bernama Lee, seorangpenumpang, dan korban selamat lainnya, seorang wanita yang berusia 25 tahun bernama Koo

Dia awalnya dibawa ke rumah sakit terdekat di kota Mokpo, yang terletak sekitar 311 kilometer ke arah selatan dari Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.

Namun kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Ewha Wanita di pusat kota Seoul.

Di sisi lain, korban selamat lainnya juga merupakan seorang pramugari berusia 25 tahun dengan nama keluarga Koo.

Saat ini, dia dirawat di Asan Medical Center, sebuah rumah sakit di Seoul, ibukota Korea Selatan.

Ia dilaporkan mengalami kondisi stabil, meskipun mengalami cedera pergelangan kaki dan kepala.

Staf medis menolak memberikan informasi kepada wartawan tentang keadaan pasien.