Gaji Suami Lebih Kecil dari Istri? Ini Tips agar Rumah Tangga Tetap Harmonis

Posted on

Banyak istri atau ibu yang memilih meneruskan karirnya di luar rumah. Ya, Moms, faktor-faktor tertentu yang mendorongnya untuk menyandang gelar pekerja. Salah satu alasan yang umum adalah untuk menambah biaya keluarga. Dengan demikian, seluruh kebutuhan di rumah tangga dapat terpenuhi.

Pertanyaannya, apakah penghasilan ibu seharusnya lebih rendah dari suaminya? Ya, penghasilan suami bisa saja lebih tinggi daripada ibu. Apakah itu masalah? Tidak, bukan menjadi masalah yang serius, tapi di beberapa keluarga mungkin bisa menjadi pemicu sengketa.

Sebuah laporan dari Economic Times menyebutkan kalau beberapa suami dapat merasa tidak nyaman saat wanitanya memiliki penghasilan lebih tinggi. Hal inilah yang dapat menyebabkan gesekan dan konflik dalam rumah tangga.

Kata-kata yang tepat adalah: Lalu, bagaimana cara untuk menghindari sengketa antara suami istri?


Berikut resep kesuksesan pernikahan yang harmonis meskipun gaji suami lebih rendah dari istri:

**Jangan melebih-lebihkan posisi gaji**

Bahaya dari puritanisme? Mengapa istri merasa di atas haknya karena berhasil menjadi fondasi keluarga yang stabil bersama jejaka gaji rendah. Dan mengapa lelaki merasa rakyat jelata karena gajinya rendah?


1. Hormatilah Yang Sama-Sama

Dalam masyarakat yang memiliki pandangan stereotip mengenai gender, sebaiknya hindari mengungkapkan kata-kata yang dapat memengaruhi perasaan ayah. Contohnya, seorang ayah yang lebih banyak meluangkan waktu di rumah mungkin merasa tersinggung jika dikatakan tidak cukup ambisius dalam pekerjaannya.

Demikian juga dengan perempuan istri yang selalu sibuk bekerja, mungkin mereka merasa terganggu atau tidak terlalu peduli dengan anak-anak mereka. Oleh karena itu, fokuslah pada apa yang sebenarnya telah diberikan oleh Anda dan suami kepada keluarga, serta perkara kontribusi yang telah Anda berdua berikan. Ucapkan pula bahwa Anda sangat menghargai keputusan suami.



2. Tidak Perlu Merasa Bersalah (Tidak Perlu Merasa Bersalah)

“Ingatlah, Anda selalu lebih baik daripada yang Anda dendam. Ingatlah hal itu di mana pun Anda berada, kapan pun Anda melakukan apa saja.”

“Membenci masa lalu adalah cara melakukan kehilangan masa depan. Tetapi dialami lebih dari sekali dan lebih dari sekali lagi untuk menemukan bahwa kamu harus”

Anda mungkin merasa bersalah karena mendapatkan gaji lebih banyak daripada suami, lalu mengatakan “Maaf” pada akhirnya. Namun, janganlah merasa bersalah, karena Anda telah berjuang keras untuk mendapatkan gaji seperti itu dan berusaha keras untuk meningkatkan karir Anda di tempat kerja.


3. Berdiskusi

Jika Anda merasa sering bertengkar setelah penghasilan Anda lebih banyak dari suami, sebaiknya Anda menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang jujur dan terbuka. Mengomunikasikan diri adalah kunci untuk menyelesaikan masalah ini, coba.

Coba bayangkan apa yang sedang membuat istri Anda merasa tidak nyaman, minder, atau sedih. Setelah itu, carilah solusinya bersama-sama. Lihat, meski Anda membawa pulang gaji yang lebih besar, jangan pernah merasa diri Anda lebih tinggi daripada suami Anda dan jangan lupa untuk memuliakan penghargaan pasangan Anda.



4. Jangan Aturkan Masalah ke Suami

Kadang-kadang seorang perempuan yang sedang menghadapi masalah mungkin ingin melawannya dengan tidak berbicara sama sekali kepada suaminya. Ini bukanlah cara yang tepat untuk mengatasi masalah. Tentu saja, tidak berbicara dengan seseorang yang paling dekat tidak akan membuat masalahmu menjadi lebih mudah diatasi.

Ketika Anda merasa sangat sibuk dan stres, kadang-kadang Anda lupa merasa selalu meremehkan pasangan. Dr. Daphne de Marneffe, seorang psikolog, menulis di Parents, “Empati adalah kunci mengurangi ketegangan tentang tanggung jawab keluarga.”

Tidak ada teks untuk diparafrazkan, karena ada pesan personal yang diminta mengarahkan jawaban tetapi tidak disertakan paragraf atau teks sebenarnya untuk diparafrazkan.


5. Cari Bantuan Ahli

Jika permasalahan Anda dan suami semakin memanas dan tidak reda, seharusnya segera mencari bantuan konselor pernikahan atau psikolog agar tidak akhirnya permasalahan keuangan di pernikahan Anda menyebabkan retaknya hubungan rumah tangga. Bahkan, meskipun Anda merasa pernikahan baik-baik saja, tetapi merasa adanya ketegangan karena konflik keuangan ini, mungkin tidak ada salahnya untuk segera meminta bantuan konselor pernikahan, Ibu.